Jakarta-Teropongmalut.com, Duta Besar Iran untuk Indonesia, Valiollah Mohammadi Nasrabadi mengatakan (melalui penerjemahnya), peradaban Persia dan Melayu sejak dulu telah memiliki ikatan yang panjang dalam perjalanan peradaban bangsa. Kedua peradaban tersebut telah berbuat banyak dalam menciptakan perdamaian, menghindari peperangan dan perpecahan.
“Sejak dahulu sampai sekarang kedua peradaban telah berinteraksi dan memiliki banyak persamaan. Hubungan ini dapat dijadikan pondasi untuk kerjasama kedua belah pihak,” ujar Valiollah, dalam dialog refleksi akhir tahun 2018 yang digelar oleh Pusat Kajian Peradaban Melayu (PKPM) bertema Kontribusi Peradaban Melayu Dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Timur dan Barat, Senin Siang, (31/12/2018) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Iran, kata Valiollah, sebagai negara dengan peradaban Persianya, memiliki catatan sejarah lebih dari 7000 tahun berperan penting dalam ilmu pengetahuan. Para ulama dan cendekiawan dari Persia telah berkontribusi dalam ilmu pengetahuan baik kedokteran, teknologi maupun lainnya.
“Kedatangan para saudagar dan tokoh ke Nusantara pada ratusan tahun yang lalu, sehingga banyak ditemukan kata-kata dari persia. Hal inilah yang merupakan awal interaksi dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, saya menghimbau agar terus melakukan dialog kedua pihak,” tambahnya.
Sementara itu, Gaffar Usman, Anggota DPD RI asal Riau menilai, jika melihat fungsinya, Melayu bisa menjadi inspirasi bagi berbagai tokoh untuk membuat Indonesia menjadi nyaman, senang dan tenang. Faktor inilah yang menjadi magnet bagi siapapun yang datang ke Indonesia.
“Kondisi ini bisa dipertahankan jika kita tidak mudah dipengaruhi oleh serangan dari luar. Banyaknya tantangan terhadap peradaban Melayu harus dihadapi karena akan membuat semakin baik,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Mas’ud HMN, Ketua Umum PKPM berpendapat, dalam menghadapi perkembangan peradaban diperlukan sebuah pembelajaran untuk mendapatkan solusi bagi persoalan-persoalan yang ada dengan mengedepankan cara-cara dialog.
“Kita ingin ada pembelajaran dalam menghadapi persoalan-persoalan dengan mengedepankan dialog,” pungkasnya. (fri)