Ternate-Teropongmakut. Kegiatan penguatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang digagas oleh Universitas Khairun (Ukhair) Ternate, mendapat apresiasi tinggi dari Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Dr. Pung Nugroho Saksono, A.Pi., MM. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Desember 2024, dan dianggap sebagai langkah awal dalam memperkuat sinergitas serta komitmen pelestarian sumber daya alam di sektor kelautan dan perikanan.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Pung Nugroho menyatakan bahwa kegiatan ini sangat strategis untuk memperkuat komitmen bersama antara pemerintah, kampus, serta masyarakat dalam upaya melestarikan sumber daya kelautan dan perikanan. Ia menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya Indonesia mewujudkan visi ekonomi biru yang berkelanjutan. Selasa 17/12/24
“Momentum ini sangat penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga dan melestarikan sumber daya kelautan serta perikanan. Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan potensi kelautan memiliki tanggung jawab besar dalam pengelolaannya,” ujar Dr. Pung Nugroho.
Dirjen PSDKP juga menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan untuk mengelola sumber daya kelautan dan perikanan dengan bijaksana. Kerjasama yang erat dan terintegrasi dianggap sebagai kunci untuk mencapai kelestarian dan pengelolaan sumber daya alam laut yang optimal.
“Kegiatan penguatan pengawasan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengawasan, sehingga dapat mencegah praktik ilegal yang merugikan lingkungan dan masyarakat. Dengan demikian, pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan dapat dilakukan secara bertanggung jawab,” katanya.
Pengawasan yang ketat juga dianggap penting untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas terkait kelautan dan perikanan berjalan sesuai dengan prinsip keberlanjutan. Hal ini diharapkan dapat mencegah kerusakan ekosistem dan memastikan keberlangsungan sektor kelautan bagi generasi mendatang.
Lebih lanjut, Dr. Pung Nugroho menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan ekonomi biru yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang bijak, sektor kelautan dan perikanan bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia.
“Upaya penguatan pengawasan ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat pesisir, yang bergantung pada sumber daya kelautan untuk kehidupan mereka. Keberlanjutan pengelolaan sumber daya ini juga akan mendukung kesejahteraan masyarakat yang lebih luas,” tambahnya.
Dalam kegiatan tersebut, berbagai pihak terkait, baik dari pihak kampus, pemerintah daerah, dan masyarakat, diharapkan dapat bergandengan tangan untuk mewujudkan tujuan bersama dalam menjaga kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan. Komitmen bersama ini diharapkan dapat menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk tantangan yang dihadapi oleh sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.
Sebagai bagian dari kegiatan tersebut, beberapa inisiatif seperti pelatihan dan sosialisasi terkait pengawasan dan pengelolaan sumber daya kelautan juga akan dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat setempat dalam menjaga sumber daya alam mereka.
Dr. Pung Nugroho juga mengapresiasi langkah Universitas Khairun yang telah menjadi pionir dalam inisiatif ini. Ia berharap kampus-kampus lain di Indonesia juga dapat mengikuti jejak Ukhair dalam mengembangkan kegiatan yang mendukung pelestarian sumber daya kelautan dan perikanan.
Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dapat memberikan solusi konkret dalam menghadapi tantangan pengelolaan sumber daya alam laut yang semakin kompleks. Sebagai langkah awal yang positif, diharapkan upaya ini dapat diteruskan dengan program-program lain yang mendukung keberlanjutan ekonomi biru Indonesia.
(Wan)
