HALTENG, TM.com – Seruan mubahala yang dijadikan strategi kampanye utama oleh Edi Langkara, Paslon 02 dalam Pilkada Halmahera Tengah, justru berujung pada kekalahan telak. Mantan politisi senior Partai Golkar ini secara terbuka menyerukan mubahala di hadapan masyarakat dari 61 desa dan 11 desa persiapan yang tersebar di 10 kecamatan, berharap dapat membuktikan dirinya sebagai pilihan terbaik untuk memimpin Halteng.
Namun, alih-alih memperkuat kepercayaan masyarakat, mubahala tersebut berubah menjadi musibah politik. Dukungan mayoritas warga Halteng beralih kepada Dr. Ir. Ikram Malan Sangaji, M.Si., yang kini dipercaya sebagai pemimpin baru. “Kekalahan ini seharusnya diterima dengan lapang dada sebagai tanda kedewasaan politik, bukan malah memperkeruh suasana,” tegas salah satu warga Patani Utara melalui rilis yang diterima media.
Kami, masyarakat Halmahera Tengah, mendesak Hi. Edi Langkara dan seluruh tim pemenangannya untuk menghentikan polemik dan kembali membangun persaudaraan di atas perbedaan politik. Pilkada telah usai, dan hasilnya adalah keputusan rakyat yang harus dihormati. Kekalahan bukanlah kehinaan, melainkan peluang untuk merefleksikan diri dan mendukung pemimpin terpilih demi kesejahteraan bersama.
Menolak kekalahan hanya akan merusak harmoni sosial dan mencoreng martabat politik. Sebaliknya, menerima kekalahan dengan bijak adalah cerminan seorang pemimpin sejati. Mari bersatu, mengesampingkan ego, dan bersama-sama membangun Halmahera Tengah yang lebih baik. “Yang kalah harus sami’na wa atho’na, yang menang harus fastabiqul khairat,” tutupnya. (ODHE)