Jakarta, TeropongMalut.com – Kejaksaan Agung melalui Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (JAM-Pidum) Prof. Dr. Asep Nana Mulyana pada Rabu, 18 Desember 2024, menggelar ekspose virtual dan menyetujui penyelesaian lima perkara dengan mekanisme Restorative Justice (keadilan restoratif). Salah satu perkara yang diselesaikan melalui mekanisme ini adalah kasus pencurian yang melibatkan tersangka Riana binti Riono di Jakarta Barat.
Peristiwa bermula pada 28 September 2024, di mana Riana mengambil handphone milik korban yang sedang membeli minuman di warung milik ibunya. Tersangka kemudian menggadaikan barang curiannya, namun setelah korban melaporkan kejadian tersebut, handphone berhasil ditemukan di Pusat Gadai dan tersangka pun diamankan.
Melalui proses perdamaian yang difasilitasi oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Barat, tersangka Riana mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada korban.
Kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan proses hukum dan melakukan penyelesaian berdasarkan keadilan restoratif. Sejalan dengan itu, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Dr. Patris Yusrian Jaya, mendukung penghentian penuntutan, yang disetujui dalam ekspose oleh JAM-Pidum.
Selain kasus pencurian, empat perkara lainnya juga diselesaikan melalui restorative justice, antara lain kasus penganiayaan dan penadahan. Penghentian penuntutan didasarkan pada faktor-faktor seperti perdamaian sukarela antara tersangka dan korban, belum adanya rekam jejak kriminal tersangka, serta respons positif dari masyarakat.
Keputusan ini mencerminkan komitmen Kejaksaan Agung untuk mengedepankan keadilan restoratif sebagai alternatif penyelesaian perkara yang memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dan masyarakat luas. (TS)
