HALTENG, TM.com – Kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Tengah, Edi Langkara dan Abd Rahim Odeyani (Elang-Rahim), kembali menjadi sorotan tajam. Janji ambisius seperti membangun 10.000 unit rumah layak huni (RLH) dalam setahun, mengangkat 2.000 Pegawai Tidak Tetap (PTT) khusus Dapil 1, pembangunan jembatan layang Gebe-Umiyal, serta relokasi atau pemekaran Kecamatan Pulau Gebe menimbulkan pertanyaan besar: apakah semua ini sekadar mimpi indah, atau justru pembodohan politik,” beber Zulfadhly Imam Al-Faaroek melalui postingan medsosnya.
10.000 Unit RLH: Janji yang Sulit Dinalar
Membangun 10.000 unit RLH dalam setahun dengan biaya rata-rata 200 juta rupiah per unit membutuhkan dana 2 Triliun Rupiah. Anggaran ini hampir menyerap seluruh APBD Halmahera Tengah yang hanya berkisar 2,3 Triliun Rupiah di tahun 2024. Belum termasuk alokasi untuk gaji PTT dan belanja lainnya. Jika janji ini dilaksanakan, dari mana sebenarnya dana tambahan itu akan diperoleh?
Jembatan Layang Gebe-Umiyal: Proyek Mustahil?
Janji membangun jembatan layang Gebe-Umiyal terdengar spektakuler, tetapi realitasnya sangat meragukan. Proyek-proyek sebelumnya, seperti GOR Halmahera Tengah, hingga kini belum selesai dan bahkan terjerat masalah hukum. Jika proyek sederhana saja gagal diselesaikan, bagaimana mungkin membangun infrastruktur besar dengan APBD yang terbatas?
Relokasi Kecamatan Pulau Gebe: Sekadar Wacana?
Rencana relokasi atau pemekaran Kecamatan Pulau Gebe menjadi dua kecamatan juga menghadapi keraguan serius. Contoh nyata adalah kegagalan relokasi dua kecamatan di Weda Tengah yang direncanakan lima tahun lalu. Dengan blueprint yang tidak pernah terealisasi, janji serupa di Pulau Gebe terkesan hanya pemanis kampanye.
Politik Janji Manis: Harapan atau Penyesatan?
Kampanye politik yang dipenuhi janji-janji besar tanpa perhitungan matang berisiko menjadi pembodohan publik. Janji yang tidak realistis bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi juga membawa daerah ke dalam beban utang yang kian menumpuk.
Kritis dan Bijak dalam Memilih Pemimpin
Masyarakat Halmahera Tengah harus semakin cerdas dalam menilai janji-janji politik. Pilihan pemimpin bukan sekadar soal janji besar, tetapi harus berdasarkan program yang konkret, visi yang jelas, dan kemampuan yang terukur. Jangan sampai janji-janji kosong memengaruhi pilihan yang akan berdampak panjang pada pembangunan daerah.
Elang-Rahim, realitas atau sekadar retorika? Hal ini menjadi pertanyaan yang harus dijawab oleh rakyat Halmahera Tengah dengan penilaian kritis dan matang,” tandas Zulfadhly Imam Al-Faaroek melalui postingan medsosnya. (Odhe)