HALTENG, TM.com – Partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2024 di Halmahera Tengah mencatat penurunan yang signifikan. Dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 73.809 orang, hanya 47.085 suara yang masuk, atau sekitar 63,8% partisipasi, jauh di bawah target yang diharapkan.
Perolehan suara kandidat menunjukkan bahwa Paslon 03 unggul dengan 27.480 suara, disusul Paslon 02 dengan 12.076 suara, dan Paslon 01 hanya meraih 7.529 suara. Namun, angka partisipasi ini memperlihatkan selisih lebih dari 26.000 pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, mengindikasikan apatisme yang mengkhawatirkan di tengah masyarakat.
Sekretaris KPU Halmahera Tengah, Abdul Hafid, sebelumnya menyampaikan optimisme terkait jumlah pemilih yang meningkat dibanding Pemilu sebelumnya. “Jumlah pemilih tetap telah kami tetapkan di angka 73.809 orang, tersebar di 10 kecamatan, 61 desa, dan 158 TPS,” ujarnya dalam rapat pleno penetapan DPT beberapa waktu lalu.
Namun, realisasi partisipasi tidak sejalan dengan proyeksi tersebut. Pilkada kali ini juga menyoroti efisiensi jumlah TPS yang dikurangi dari 291 menjadi 158, sebuah langkah yang awalnya dianggap mendukung kelancaran logistik, namun kini dipertanyakan dampaknya terhadap aksesibilitas pemilih.
Berbagai pihak, termasuk pengamat politik lokal, menilai angka golput yang tinggi ini mencerminkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap proses dan hasil Pilkada. “Ini sinyal kuat bahwa ada persoalan mendasar, baik dari sisi kepercayaan publik terhadap kandidat maupun efektivitas kampanye sosialisasi,” ujar Hairudin Amir yang merupakan mantan Ketua KPU Halteng periode 2017 silam.
Pilkada Halmahera Tengah 2024, yang seharusnya menjadi momentum partisipasi demokrasi yang tinggi, justru menjadi refleksi tantangan besar dalam mengembalikan antusiasme masyarakat. Kini, tanggung jawab berada pada pemimpin terpilih untuk merangkul kembali kepercayaan rakyat yang sempat memudar. (Odhe)