Ternate. Maluku Utara. TeropongMalut – Demonstrasi besar-besaran terjadi di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku Utara, Ternate, sore ini. Massa aksi memprotes dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024 yang dianggap mencederai demokrasi di wilayah tersebut. Jum’at, 29 November 2024.
Massa yang menamakan diri mereka Kelompok Masyarakat Sipil Peduli Demokrasi dan Pemilu berkumpul sejak Jumat, 29 November, hanya dua hari setelah pencoblosan berlangsung. Dengan membawa berbagai atribut protes seperti poster bertuliskan “Ruci Kaco” (Curang Rusuh), mereka menyuarakan penolakan terhadap hasil pemilu yang dianggap penuh manipulasi.
Situasi memanas ketika demonstran membakar ban di sekitar kantor KPU, memaksa kepolisian untuk meningkatkan pengamanan. Jalan utama di depan Gedung KPU ditutup, dan aparat bersiaga untuk mencegah potensi kericuhan, termasuk mengantisipasi jika massa bergerak ke kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
Dalam aksinya, salah satu orator yang berbicara dari atas mobil menegaskan bahwa aksi mereka bukanlah gerakan yang dimobilisasi oleh kepentingan politik atau uang. “Kami bukan orang yang dibayar, bukan dikasih nasi bungkus. Murni untuk demokrasi menjadi berperadaban,” serunya dengan lantang, diiringi tepuk tangan riuh dari massa.
Aliansi ini mengatasnamakan diri Selamatkan Maluku Utara, menyerukan pemilu yang bersih dan transparan. Mereka mendesak KPU dan Bawaslu untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran secara serius demi menjaga integritas demokrasi di Indonesia, khususnya di Maluku Utara.
Pengamanan ketat oleh aparat, Kapolres Ternate menyatakan pihaknya akan terus memantau situasi agar demonstrasi berjalan aman dan terkendali. “Kami sudah siagakan personel di lokasi dan beberapa titik strategis. Tugas kami adalah memastikan masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya tanpa menimbulkan gangguan keamanan,” jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, massa masih bertahan di depan Gedung KPU dengan tuntutan utama: transparansi dan keadilan dalam penyelenggaraan Pilkada Maluku Utara 2024. Situasi di lapangan dipantau ketat, dengan dialog antara perwakilan demonstran dan pihak berwenang sedang diupayakan.
Pemilu kali ini menjadi sorotan publik, tidak hanya karena potensi kecurangan, tetapi juga sebagai cerminan perjalanan demokrasi di tanah air.
Junalis : Muhlas